Kamis, 30 Oktober 2008

RS Bersalin YPK

Rating:★★★★★


Akhirnya gue memilih melahirkan di RSB YPK atas referensi terapis gue. YPK ini tempatnya hommy banget, kecil tapi nyaman. Dari luar gak keliatan kayak RS, tapi bersih dan adem. Gue melahirkan caesar ditolong Dr. Nadir Chan, SpOG.

Walau gue melahirkan caesar, bukan berarti karena saran dokter lho. Setau gue semua dokter kandungan di YPK pro normal semua. Kalo gak ada indikasi caesar gak bakal diizinkan minta penjadwalan caesar. Kalopun akhirnya caesar, rata2 sebelumnya udah pada kontraksi duluan dan ada penyulit dalam proses persalinannya.

Bagi yang mau IMD dan ASIX, YPK sangat mendukung keduanya. Bahkan Luna gue selama 3 hari gue dirawat belum bisa juga menemukan puting, tetep gak dikasih sufor sama sekali. Solusinya, ASI ibu akan dipompa untuk kemudian diberikan ke bayi dg cara disendok. Semua dokter anak di YPK juga pro IMD dan ASIX. Dan gak ada satupun iklan sufor di sana.

Pokoknya yang mau melahirkan normal, IMD dan memberi ASIX, YPK bisa jadi salah satu nominasi RS ideal buat tempat melahirkan.

Rabu, 15 Oktober 2008

Mama masuk kerja dulu ya Nak...

Whew, gak kerasa cuti 3 bulan dah abis. Akhirnya tgl 15 Oktober gue harus masuk lagi... hiks, ninggalin Luna yg lucu di rumah sama Omanya.

Pagi2 jam 05.45 gue udah berangkat bareng adik gue. Kebeneran Luna udah bangun jam 4, habis minum susu, jd pas gue berangkat dia lagi setengah merem mau bobo lagi di gendongan Oma. Oho, lucunya anakku! Biasanya dulu gue berangkat keluar rumah pamit ama orang tua, sekarang juga ditambah pamit sama Luna.

Mama sampai kantor cukup pagi, dan setelah telpon ke rumah Oma bilang Luna udah bobo di tempat tidur. Hm, sambil berpikir aja, biasanya sepagi ini Luna emang bobo, paling 1 jam, trus dia bangun baru dimandiin, trus minum susu, trus bobo lagi.

Siang2 jam 10 telpon lagi ke rumah, ternyata Mbak yang baru nggak dateng. Ha? "Jadi Mama sendirian sama Luna?" "Iya." Luna minumnya susah banget, jadi dikasih vitamin biar mau minum. Akhirnya jam 1 siang dg muka tembok gue izin pulang cepat ke atasan. Untungnya diizinin.

Sampai rumah jam 2, Luna lagi ngobrol sama bantal Pooh dan Ulil ditemenin sama Mbak yang lama yg dipanggil lagi sama Oma. Oma bilang habis bangun sesudah mandi Luna banyakan bengongnya kayak gak semangat gitu, dan minumnya juga dikit. Huhu... gue jadi sedih... Setelah gue dateng baru dia semangat lagi, dan susunya dihabiskan dengan lahap karena gue yg ngasih, trus tertidur dg pulas. Waktu ditinggal nggak rewel sih, cuma maunya digendong terus. Padahal badan gue rasanya remuk bgt krn masuk angin, tp gue biarin aja. Setelah bener2 bobo baru gue taro lagi di tempat tidurnya.

Emang awalnya gue kuatir ninggalin Luna (dan masih kuatir juga sih), tp mau gak mau Luna harus terbiasa gue tinggal kerja. Gak kebayang ntar kalo dia udah gedean dan udah tau ditinggal, mungkin nangis kalo tau mamanya mau keluar rumah.

Rabu, 01 Oktober 2008

Anakku pelipur laraku

Akhirnya setelah sekian lama absen gue mengisi lagi blog yang dah lama terbengkalai ini karena kesibukan gue merawat si kecil Karuna Gayatri.

Seperti sudah diceritakan, Karuna yang gue panggil dengan nama kesayangan Luna lahir secara sectio di RSB YPK Menteng tanggal 20 Juli 2008 jam 05.42 dengan berat 2980 gram dan panjang 47 cm. Sehat dan lengkap, syukurlah. Tangisnya terdengar sangat kencang di ruang operasi, di tengah2 keteleran gue akibat pengaruh obat bius. Dokter yang menolong adalah Dr. Nadir Chan, SpOG.

Bagaimana rasanya melahirkan? Luar biasa, karena gue juga sempet ngerasa kontraksi 5 menit sekali selama 5 jam dari jam 12 malam sampe menjelang operasi jam 05.30, dan diperiksa pun masih bukaan 2 (bayangin aja, udah kontraksi 5 menit sekali masih bukaan 2!). Makin lama kerasa makin sakit, plus2 deh, ajigile enak banget... dan gue dah gak kuat lagi (maklum aja tenaga gue kan terbatas... tau sendiri gimana gue sehari2). Ogah induksi ah...

40 hari pertama kehidupan Luna merupakan saat terberat dalam hidup gue, dan mungkin adalah pengalaman gue yang tak kan terlupakan seumur hidup, yang sampai saat ini masih membayangi dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan gue, dan bahkan mengubah sifat2 dan pembawaan gue. Bagaimana rasanya menghadapi bayi yang luar biasa rewel, bener2 deh Luna ini. Sampai sekarang gue gak tau kenapa Luna bisa serewel itu. Kami semua sampai merasa terjajah sama Luna, tapi tentu saja itu tidak mengurangi kasih sayang gue sama Luna.

Harus diakui di masa2 awal itu gue merasa berat sekali untuk mengurus Luna dengan bantuan yang 'seadanya', sampai akhirnya gue sakit. Saat itulah gue merenung dalam hati, orang lain setengah mati mendambakan kehadiran anak kandung, sedangkan gue yang cepat dianugerahi anak setelah menikah 10 bulan malah merasa seperti ini. Akhirnya gue menyadari bahwa inilah dharma gue, merawat anak titipan Hyang Widhi yang sudah memberikan kepercayaanNya kepada gue, dan berarti itu artinya gue mampu membesarkan anak. Sejak itu gue nggak merasa berat lagi.


Sekarang Luna sudah berumur hampir 2,5 bulan. Banyak sekali perkembangan dia yang terasa menakjubkan, betapa indahnya melihatnya tumbuh besar. Dari seorang bayi yang bisanya hanya nangis, ngompol, sekarang makin banyak kemampuannya yang membuat gue tertawa dan ingin memeluk dan menciumnya, juga kemampuan yang menyebalkan (ngisep jari!). Dia udah bisa ngoceh dikit2, lucu sekali melihatnya, apalagi kalo didekatkan dengan bantal Pooh yang gue punya, dia langsung menyerocos ala bayi tentunya, hehehe... Entah apa yang ada di pikirannya melihat bantal itu, kok langsung ngajak ngomong. Ada2 aja.


Gue hanya berharap gue terus diberi kekuatan untuk dapat terus merawat Luna dengan sebaik2nya di tengah2 banyak tentangan dan tantangan yang harus gue hadapi. Terus terang semua ini berat sekali, sungguh... yang gue inginkan hanyalah dukungan dari orang2 tercinta untuk percaya pada gue bahwa semua yang gue lakukan ini semata hanya untuk kebaikan Luna, bukan demi keegoisan gue.