Kamis 4 Oktober 2012 merupakan hari yang gak akan terlupakan bagi gw. Hari itu Indy mulai mogok menyusu secara mendadak. Malam sebelumnya dia mulai menolak, gw mencoba menyusuinya, tapi dia terus menangis. Nyokap gw menyimpulkan dia lapar, kemudian disuapi bubur, setelah itu dia tertidur.
Semalaman dia tidak menyusu sama sekali. Gw masih gak menyangka bahwa dia mogok menyusu. Hari itu kebetulan gw masih nggak masuk krn masih gak enak badan. Setelah mandi pagi dan sarapan, biasanya Indy mengantuk kemudian minta menyusu, seperti biasa kebiasaannya sebelum tidur. Namun saat gw mencoba menyusuinya dia memberontak dan mulai menangis keras menolak. Gw terpukul sekali. Seperti biasa ortu gw menggendongnya utk menenangkannya.
Indy memang tenang. Tapi gw yg mulai nggak tenang. Gak biasa2nya Indy tiba2 mogok menyusu. Biasanya bagi Indy empeng is the best, seheboh apapun menangis kalo gw jejelin empeng dia akan terdiam, dan menghisap dalam2 dengan nikmat, sambil matanya merem melek keenakan mulai tertidur atau kedep2 melihat ke arah gw, sekeliling, sambil mungkin berkata "Tiada benda lain yang seenak empeng Mama!"
Jumat 5 Oktober hal yang sama masih berlangsung. Gw mulai limbung. Gak tahan gw mulai sering menangis. Padahal masih ada Luna yang butuh perhatian gw. Gw sedih, kecewa, galau, gak semangat. Gw yg sedang gak enak badan gak mungkin istirahat doang memikirkan kemalangan ini walaupun ingin.
Sabtu 6 Oktober keadaan belum berubah. Indy masih menangis jika melihat gw membuka baju ingin menyodorkan empengnya. Dia mau digendong gw, tetapi jika posisinya seperti ingin disusui, dia segera menangis. Gw makin merasa teraniaya, terbuang dan merasa tidak dibutuhkan. Sakiiiiitt sekali rasanya. Gw mulai membaca2 Gayatri Mantram, membisikkan ke telinga Indy bahwa gw ingin dia mau menyusu ke gw lagi. Gw mencari2 bahan bacaan tentang hal ini. Akhirnya menemukan 2 cerita yang cukup membesarkan hati gw, tentang anak yg mengalami breast refusal di usia sekitar 1 tahun namun akhirnya kemudian mau menyusu kembali. Harapan gw mulai pulih...
Minggu 7 Oktober Indy masih mogok menyusu. Sejak dia mengalami breast refusal ini, dalam sehari hampir 4x gw mulai memompa ASI supaya produksi terus terjaga. Sehari dapat 2-3 botol, lumayanlah. Dukungan dalam menghadapi ini bukan main minimnya. Nyokap gw berkata bhw mestinya gw bersyukur Indy mau menyapih dirinya sendiri daripada nanti susah menyapihnya. Gw dg keras kepala tidak mau mengakui bahwa Indy menyapih dirinya sendiri, walaupun dia mogok menyusu. Dan banyak kata2 lain yang rasanya makin menghancurkan hati gw (ASI sudah nggak bagus, gizinya kurang, mesti ditambah susu sambung, dll) padahal memberi ASI kepada Indy selama 2 tahun sudah gw canangkan sejak gw hamil.
Senin 8 Oktober belum ada perubahan berarti. Indy masih batuk grok-grok dan masih menangis tiap gw sodorkan payudara. Gw bener2 hancur mental...gw mulai sering menangis, dan untuk pertama kalinya gw mulai curhat ke papanya anak2 (sejak 5 bulan lalu gw berusaha keliatan tegar di mata dia). Tidak banyak kalimat penghiburan yg dikatakan, selain bahwa gw harus menghargai keinginan anak2 apapun itu dan tidak memaksakan kehendak. Mungkin Indy memang sedang tidak ingin menyusu dulu. Gw makin nangis dengernya. Gw sama sekali nggak siap kalo Indy menyapih dini. Gw masih ingin menikmati momen2 menakjubkan berduaan ketika menyusui dia. Sebut gw lebay krn cuma gara2 ditolak nenen aja gw bisa demikian hancur. Tapi demikianlah yg gw rasakan sekarang. Saat ini gw gak tau harus berbuat apalagi supaya Indy kembali mau menyusu, selain berdoa dan berharap mukjizat Tuhan...