Senin, 08 Juni 2009

Pasien vs Dokter

Sekarang lagi heboh banget pemberitaan tentang kasus Prita Mulyasari vs RS Omni International (baca: pasien vs rumah sakit). Terlepas dari pemberitaan tersebut, sejauh ini pengalaman gue berurusan dgn RS untungnya tidak seburuk itu. Dan menyoal klaim pencemaran nama baik (hare gene.. plis deh), pernah gw iseng2 search nama dokter kandungan gw yang nanganin kelahiran anak gue (dokter kandungan gw ada 5 bok!). Dan ada ternyata posting yang bernada negatif tentang dokter tersebut.

Nyatanya? Gak ada kan tuntutan dari dokter gw itu ke penulis komen tsb. Dan nyatanya gw juga so far merasa fine2 aja sama pak dokter, tidak ada keluhan. Memang beliau orangnya rodo kaku, tp sejauh ini gw ga ada masalah selama periksa ke beliau. Dokter ini adalah referensi dari orang yg kapabilitasnya gak gw ragukan. Dan juga RSB YPK tempat gue melahirkan kemarin memberikan servis yang amat baik menurut gue, bener2 customer oriented. Pun waktu gw search (lagi2!) ternyata ada berita minusnya juga (hehehe.. search sendiri deh di google). Dan nggak ada tuh tuntutan dari RS ke pasiennya.

Yah apapun itu, profesi memberikan jasa memang harus mengutamakan kepentingan customer, seburuk2nya si customer. Pokoknya pelanggan/pembeli adalah raja, itu adalah harga mati.


Kembali ke kasus Prita, mestinya RS Omni melakukan mediasi, nggak lantas pake ini-itu buat menjerat orang dengan pasal karet. Jadi hasilnya sama2 enak. Perkara nanti Prita diputus bersalah atau bukan, yang jelas Omni telah melakukan blunder besar, memperkarakan pasien yang komplain ttg pelayanannya, sekritis dan sepedas apapun si pasien mengkritik (kebetulan gw baru cari ttg Omni di WK, banyak juga keluhannya ya).