Ya, belakangan ini gw lagi tertarik sama yg namanya investasi saham langsung di pasar modal. Kayaknya mungkin terlambat banget ya. Namun menurut gw gak ada kata terlambat dalam memulai suatu hal yang baik. Kenapa gw akhirnya mulai tertarik investasi saham langsung?
Awalnya adalah kata2 planner gw mba Phien (@phien13) yg menyarankan gw mulai belajar tentang investasi saham dulu, soalnya perencanaan gw di bidang keuangan dianggap cukup matang. Udah punya plan, investasi rutin di reksadana, dana darurat (walau belum sesuai komposisi ideal), proteksi sesuai kebutuhan. Jadi alangkah baiknya kalo sudah mulai melirik investasi langsung di pasar modal berupa saham langsung. Kalo reksadana kan investasi pasar modal namun melalui perantara Manjer Investasi (MI).
Kejadian itu sebenernya tahun 2014, dan saat itu gw berpikir gw belum siap, baik materi dan mental. Gw ingin baca2 referensi yang banyak dulu sebelum gw masuk investasi saham langsung. Maka gw pun beli buku yang banyak direferensikan ke gw tentang investasi saham, yaitu bukunya Ellen May (@pakarsaham). Belum sempet tuntas dibaca, gw kemudian sibuk dengan kegiatan dan urusan lainnya, walau buku Baby Steps ini tiap hari gw bawa di tas sampai wujudnya lecek krn gw pernah keujanan sampai tas gw basah.
Akhirnya tahun 2015 gw mulai mikir lebih serius lagi untuk mulai masuk ke investasi saham langsung. Memang awalnya gw patok target tahun 2016, krn di saat itu adalah genap 5 tahun gw investasi di reksadana, jadi supaya lebih matang aja. Tapi hati kecil gw berkata bahwa sepertinya gw harus lebih cepat lagi masuk ke pasar modal langsung, kayaknya harus tahun ini. Gw masih mencari2 broker (sekuritas) yang pas untuk newbie seperti gw. Ada banyak rekomendasi, tapi tiap rekomendasi itu harus difilter dulu oleh gw, krn gw gak ingin salah pilih broker.
Di sini akhirnya gw bertekad menyelesaikan baca buku Ellen itu, dan emang akhirnya kelar juga sih. Di saat bersamaan gw juga mengincar untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) yg diselenggarakan GRATIS oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). SPM BEI ini terdiri dari 2 level dan diselenggarakan setiap bulan setidaknya 3x. Pesertanya sungguh membeludak. Gw ikut yg Level 1 batch pertama tahun 2015. Karena batch pertama, dibuka langsung oleh Dewan Direksi BEI beserta perwakilan seluruh broker yang menjadi sponsor SPM tahun 2015.
SPM Level 1 berlangsung selalu di hari kerja, dan seharian mulai jam 9 sampai jam 4 sore. Materinya masih ringan, karena diperuntukkan untuk pemula. Selama kegiatan berlangsung, kita mendapat makan siang berupa nasi kotak (bukan catering prasmanan ya, hehe). Sesi 1 berupa penjelasan dasar dari investasi pasar modal, sesi 2 giliran broker sponsor yang mengisi acara. Waktu Level 1 broker yg mengisi sesi adalah Henan Putihrai Securities, sedangkan di Level 2 brokernya Kim Eng Maybank Securities. Tentunya semua broker ini memiliki ijin resmi dan terdaftar sebagai Anggota Bursa. Saat itu dari pihak sekuritas HP menjelaskan tentang Analisa Teknikal.
SPM Level 2 khusus hanya diperuntukkan bagi yang sudah memiliki di rekening sekuritas. Waktu itu gw sedang dlm proses buka rekening di Mandiri Sekuritas, jd gw hanya membawa salah satu statement reksadana yg gw punya, dan ini diminta oleh panitia. Materi di Level 2 lebih susah lagi dari Level 1, pantesan aja harus yg udah jadi nasabah, krn terminologinya udah pasar modal banget, klo yg belum punya atau belum pernah transaksi dijamin bengong, kayak gw hehehe. Materi yg gw tau cuma tentang ETF aja, selebihnya blank (waran, right, option, dll mbuh apalagi). Sedangkan dari pihak broker sponsor (Kim Eng) memberikan materi tentang Analisa Fundamental.
Gw akhirnya memang membuka rekening investasi saham di Mandiri Sekuritas. Pilihan gw di sini krn setelah mempelajari formulir pembukaan rekening dari kurang lebih 4 sekuritas, di Mansek udah jelas anak usaha BUMN, gw punya rekening tabungan di Mandiri, jadi kalo gw transfer dana antar rekening nggak kena biaya lagi. Oh ya, klo buka rekening di sekuritas itu kita akan dibikinin rekening namanya Rekening Dana Investor (RDI), ini akan digunakan untuk transaksi jual beli saham. Rekeningnya nggak ada bunganya, nggak ada biaya apapun juga (ATM, bulanan, dsb) dan katanya sih saldonya pun bisa 0 tergantung kebijakan banknya.
Minimal dana yang digunakan untuk buka rekening investasi dimanapun bervariasi, bahkan ada yg 100 ribu udah bisa bikin RDI. Tapi di Mansek minimal 2 juta. Tadinya memang 5 juta untuk mahasiswa, 10 juta untuk umum. Karena BEI sedang gencarnya promosi ke masyarakat untuk mulai investasi di pasar modal, maka segala macam persyaratan dibuat nggak rumit supaya banyak investor ritel lokal yang masuk ke pasar modal Indonesia, karena sekarang komposisi investor lokal dibanding investor asing masih kalah. Antara lain dengan menurunkan setoran awal di RDI.
Syarat yang dibutuhkan memang lebih advanced dibanding reksadana, dan kita diwajibkan mengisi formulir KYC lebih rinci, seperti data pasangan/ortu (NPWP, pekerjaan, penghasilan bulanan). Untuk pemegang RDI wajib punya NPWP. Yg statusnya mahasiswa melampirkan NPWP ortu, yg statusnya IRT melampirkan NPWP suami.
Bulan Mei 2011, gw mulai investasi reksadana, dengan gegap gempita gw mulai beli reksadana impian gw sesuai dgn riset amatir yg gw lakukan sebelumnya. Bulan Mei 2015, gw akhirnya mulai satu tahap baru dalam perkembangan finansial gw, yaitu mulai investasi saham langsung. Dan seperti awal waktu mulai beli reksadana, gw pun merasakan kenorakan beli berbagai macam saham incaran, sampai gw tanpa sadar udah pake fasilitas margin X_X gelooo... maklum masih baru transaksi.
Gw baru tau sistem transaksi saham ya kayak gitu itu. Klo reksadana kan tinggal tulis mau beli brp banyak, nanti besok baru ketauan besok dapat berapa unit. Nah klo saham ini satuannya lot, dan kita yg nentuin kita mau beli di harga berapa. Jadi klo pas kita kasih penawaran di harga rendah dan kemudian ada yg jual dengan harga sesuai penawaran (padahal biasanya harganya nggak serendah itu), namanya beruntung banget.
Pokoknya banyak keseruan tentang investasi saham yang baru gw kenal selama 1 bulan ini, dan gw masih harus belajar lebih banyak lagi, terutama tentang analisa fundamental krn gw ingin menjadi investor saham. Walau demikian gw gak menutup mata klo nantinya gw akan tertarik untuk trading saham, mungkin setelah gw siap mental dan ilmu.
Untuk referensi mengenai investasi saham langsung, gw sarankan baca dulu buku @pakarsaham (www.ellen-may.com) dan @desmondwira (www.juruscuan.com), klo twitter lupa siapa aja tapi carilah nama Satrio Utomo, Teguh Hidayat, Terus Belajar Saham, karena bahasanya mudah dimengerti oleh orang awam. Penting nih menurut gw, sebaiknya sih sebelum masuk ke investasi saham, minimal cobain investasi di reksadana saham dululah. Karena klo pas market lagi turun, nggak terlalu dag dig dug derrr. Klo di reksadana saham begitu market turun trus langsung merasa gak karu2an, ya jangan masuk dulu, soalnya investasi reksadana saham itu seperti sekolah untuk memahami bagaimana cara kerja pasar modal.
Gw yg ambil saham2 mayoritas blue chip atau LQ45 sih nggak kaget dengan naik turun harga saham. Yg gw rasakan adalah misalnya beli suatu saham di harga 5000 per lembar (1 lot=100 lembar) eh besoknya dia turun jadi 4900, walau cuma beda 10000 doang tapi rasanya rugi aja knp gw gak dapat pas harga murah :D Kurang lebih seperti itulah yg namanya investasi saham.
Jangan lupa, sebelum terjun langsung banyak2lah membaca dan berdoa :D dan terutama jangan percaya sama kata2 penjual training saham karbitan bin materialistis, kenali dulu sepak terjangnya sebelum ambil trainingnya yg mahal itu. Ada yg lbh murah dan lebih berpengalaman, ngapain ngambil yg udah mahal masih minim pengalaman pula. Gw dah menyatakan diri amatir, maka gw pun menyarankan pembaca untuk mencari referensi terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar