Karuna Ku

Ketika melihat anakku tidur dengan tinggi badan yang sudah lebih panjang dari perlaknya... rasanya nggak nyangka, sekarang dia sudah besar. Rasanya baru kemarin nikah. Baru kemarin hamil besar. Baru sebentar merasakan menggendong bayi kecil mungil yg buat mandiin dia aja nggak berani, takut kepalanya teklok.

Sekarang... sudah bisa berlari sekeliling rumah tanpa kenal capek sama sekali. Dan menuruni narsis, yang suka sekali nampang di depan kaca, kalo pake topi, pake baju baru, pake kain anteng, sampai abis buka baju buat dimandiin aja sempet2nya lari ke depan kaca buat ngaca ngeliat badannya sendiri nggak pake baju. Hahaha, lucu!

Sekarang... mendengar suara pesawat terbang langsung berkata "Da..dah..." dengan tangan didadah2in. Langsung mengenali suara musik iklan favorit (segala macam iklan yang ada gambar bayi dan anak2). Mengatupkan tangan sikap panganjali kalo kita berkata "Om Swastiastu". Seneng banget liatnya, apalagi waktu diajak main ke rumah pekak di Depok, pekak bilang "Om Swastiastu" langsung Luna mengatupkan tangan. Bisa melihat dan merasakan kegembiraan pekak karena cucu kecilnya dah tau bagaimana harus bersikap waktu mendengar salam itu.

Kalo memegang benda2 yang dilarang mamanya, dia bilang "no... no..." (tapi tetep dipegang, dasar Luna!). Bikin mama ketawa, bukannya marah. Udah tau beberapa anggota badan, kalo disebut "kepala" dia pegang kepalanya, tangan, hidung, pipi, mata, dsb. Kalo ditanya "Mana Luna?" dia bakal menepuk2 dadanya! Aduh, gemes sekali!

Yang paling membahagiakan, memanggilku "Mama". Itu nggak ada duanya. Biasanya dia bilang "Mama" sambil memandangku. Makin sayang sama anak Mama satu2nya ini.

Sekarang juga udah bisa ngambek. Waduh, ini perkembangan baru yg mesti dihadapi dengan kasih sayang. Sebisa mungkin kalo Luna lagi ngambek, aku peluk2 aja, dihadapkan ke kaca, sambil bilang "Kalo nangis, keliatan cantik nggak?". Trus abis itu alihkan perhatian ke hal lain, pokoknya dihindari hal yg bikin dia ngambek (misalnya minta sesuatu tp gak dikasih). Biasanya sih manjur. Aku percaya anak yg dibesarkan dengan kasih sayang, bukan kasih sayang yang menjerumuskan alias memanjakan, akan lebih berbahagia hidupnya dan lebih tenang pembawaannya, tidak ada emosi negatif yang tersimpan.

Ingin sekali menemaninya terus menerus. Ingin bisa mengajak ke kantor suatu hari. Rasanya bangga banget jadi mama. Bagiku ini adalah my big achievement, become a mother. Terlepas dari masih banyak problem yang dihadapi, tapi aku nggak pernah menyalahkan dia atas apa yang terjadi. Melalui anak aku bisa banyak belajar, belajar bersabar dan tabah menghadapi cobaan. Coba jaman dulu ngadepin kayak begini, bikin males idup kali, hahaha...

Aku ingin anakku dapat terus percaya padaku, bahwa mamanya akan selalu mendampinginya, sampai dia besar. Menurutku hal yang berat nanti adalah bagaimana kesiapan kita menghadapi kemandirian dia, kita pasti akan merasa kehilangan, tapi itu harus dihadapi. Aku ingin mengantarkan dia ke gerbang kedewasaan, menghadapi realita hidup yang bisa saja pahit. Satu yang pasti, aku tidak akan memanjakannya (menuruti semua keinginannya). Tapi mengajarkan mana yang benar, mana yang salah. Sebisa mungkin nantinya nggak mau jadi ibu yang bisanya nyalahin anak, ibu yang posesif (ketakutan ditinggal anak). Anak adalah titipan Yang Kuasa.