Senin, 13 Juli 2015

Review: Capaian Resolusi 2015

Gw berencana menulis tentang review pencapaian 2015 tapi berkali2 gak sempet aja. Akhirnya baru sekarang kesampaian. Ini sebagai pengingat aja supaya gw selalu fokus ke depan, syukur2 bisa menambah lebih banyak lagi pencapaian yang positif. Kata orang ada baiknya semua tujuan yang ingin dicapai ditulis dulu, diresapi, sehingga fokus mencapainya. Entah bener atau nggak tapi sejak gw mulai menulis resolusi (fokus), rasa2nya memang lebih cepat tercapai. Tentu harus realistis, apakah kira2 bisa dilakukan apa nggak, atau cuma sekedar cita2 yang mengawang2. Resolusi 2015 gw ada di sini.

1. Lala mendapat ASIX 6 bulan (S1) dan tetap menyusu sampai umur 1 tahun (S2)
Ini adalah cita2 gw banget, dan syukurlah kesampaian, tepat di umurnya yang 1 tahun. Sampai tulisan ini dibuat, Lala masih menyusu sampai sekarang (umur 16 bulan). Semoga dia masih akan terus menyusu hingga umurnya 2 tahun (S3).
Btw, banyak lho yang melecehkan keinginan gw ini. Dibilang sok lah, dsb. Entah kenapa. Boro2 menyusui anak sampai 2 tahun, sampai periode ASIX saja banyak yang nggak sadar kalo itu penting banget. Apalagi kalo lama sampai 2 tahun, bahkan lebih. Gw masih menyusui anak gw, makannya banyak, tumbuh kembangnya normal, that's it. Urusan gw lah mau nyusuin sampe umur berapa. Sesuai anjuran WHO aja menyusui disarankan sampai umur 2 tahun. Jd kenapa pada berisik sih? Toh ASI gw juga masih ada, krn gw BELAJAR dari sumber yg bener (AIMI).

2. Indy bisa ngomong dengan jelas, gak pake diapers lagi.
Dibahas lengkap di sini. Akhirnya memang kesampaian juga. Setelah menjalani beberapa sesi terapi, baik terapi bicara maupun terapi lainnya. Setelah dia mulai bisa diajak ngomong, gw latih untuk gak pake diapers. Ini perlu perjuangan dulu, bisa aja dia ngompol dimana2 termasuk di kasur. Sampai akhirnya di bulan Mei dia bilang sendiri kalo mau pipis. Dan selama 2 hari di rumah, dia selalu bilang kalo mau pipis. Akhirnya gw bebas dari keharusan beli diapers untuk Indy! Yah masih ada masalah lain sih, dia masih pup di celana! Yang ini mudah2an akhir tahun ini bisa segera dibereskan, jadi kalo kalo buang air di kamar mandi.

3. Luna naik kelas 2
Syukurlah semester genap ini kemajuan Luna mulai berkembang. Dari yang semua pelajarannya harus her pas semester ganjil, akhirnya di semester genap (kenaikan kelas) dia nggak ada her lagi, dari mulai ulangan tengah semester hingga ujian kenaikan kelas. Seneng banget rasanya nggak menemukan nama Luna di daftar murid yang her. Mudah2an di kelas 2 nanti perkembangan Luna semakin bagus. PR yg harus dilakukan, mengurangi ketergantungan dia sama TV dan HP. Ini susah krn bapaknya yg ngasih -___-

4. Imunisasi lengkap untuk anak2 dan gw
Tahun ini 2 anak terbesar gak ada jadwal imunisasi. Hanya Lala yang masih ada jadwal imunisasi tahun ini, dan sejauh ini tinggal booster DPT Hib Polio umur 18 bulan aja yang belum (masih bulan Agustus nanti). Termasuk akhirnya Lala dapat juga dosis Varicella, secara imunisasi ini yang sangat langka, daftar tunggu banyak tapi pasokan nggak ada. Jadi lega deh akhirnya Lala bisa dapat imunisasi Varicella juga. Khusus gw, akhirnya selesai sudah penantian gw akan imunisasi Hepatitis A dewasa dosis kedua, setelah berbulan2 obatnya habis. Jadi imunisasi gw udah lengkap semuanya dong, yeeeey!! Mission accomplished. Resolusi imunisasi lengkap pun akhirnya baru kesampaian di tahun ini.

5. Dana darurat nambah.
Confirm fix hal ini gak bakal tercapai tahun ini! XD

6. Beli reksadana incaran
Akhirnya gw beli reksadana SAM Indonesian Equity Fund. Udah pernah dibahas sebelumnya di posting khusus di sini.

Sampai pertengahan tahun ini, inilah yang gw garis bawahi:
1. Berhubung laki gw alih profesi dari karyawan jadi freelancer, dana darurat gw perkuat. Stop semua autodebet investasi. Langsung masuk ke reksadana sekaligus jreng, mumpung lagi diskon. Gw alokasikan dana jamsostek dia ke beberapa pos, seperti dana darurat, investasi, bayar utang, hingga alokasi dana kesehatan dan uang sekolah anak2 selama setahun ke depan. Dan gw melakukan penghematan luar biasa di segala lini kehidupan. Namanya freelancer, kapan rejeki mau datang nggak bisa ditentukan.

2. Anak2 gw akan mulai sekolah tahun ajaran ini, Luna dan Indy. Semua biayanya sudah terbayar. Lega jelas. Karena daftar ulang 2 anak aja biayanya 1 bulan gaji gw X_X Mudah2an gw senantiasa bisa memberi yang terbaik untuk anak2

3. Tahun ini gw masuk ke investasi saham. Sempet kalap pake fasilitas margin, beli asal tubruk yg berakibat beberapa saham gw nyangkut sampai sekarang -__- Karena yg gw beli semuanya blue chip, jd gw gak cut loss, tunggu naik aja (pikiran ogah rugi). Emang sih katanya kalo belum pernah ngalamin cut loss, bukan investor saham. Hahaha tapi karena saham blue chip, ya gw biarkan saja. Gw juga beli beberapa buku tentang investasi saham, antara lain karangan Ellen May dan Desmond Wira. Namun untuk ikut trainingnya gw masih maju mundur. Karena gw mau ikut kursus Financial Planning IARFC dulu. 

4. Gw akhirnya ikut kursus terakhir dari IARFC, CLIC alias Life Insurance. Karena gw dah ikut semua trainingnya (CPMM, CMFC, CEPC), jadinya disamakan dengan Basic Financial Planning. Tapi gw masih penasaran ikut kursusnya secara keseluruhan. Ilmu kan harus dipelajari sampai tuntas. Gw emang senang belajar tentang beginian. Menurut gw gak ada yg percuma dari gw belajar ini semua.

5. Nonton konser!!!
Wah tahun ini adalah tahun yang luarrrrr biasa untuk urusan hiburan. Gw nonton 2 konser impian tahun ini, dan agak keselek krn 2 konser itu diadakan di bulan Mei, 2 minggu berturutan. Keselek beli tiketnya. Konser pertama adalah Boyzone, tanggal 22 Mei. Gw begitu tau Boyzone akan datang langsung memutuskan nonton, mbuh piye caranya ijin pulang sampai jam 10an malam, yang penting gw nonton! Tiket seharga 1 jutaan, harga presale, sektor Gold. Lumayanlah, walau spot tempatnya kurang enak menurut gw krn datang telat, dapat deket panggung, bukan ngadap panggung. Akhirnya bisa liat Ronan Keating langsung, nyanyi! Horee!
Konser kedua, ahhh my lovely handsome Tommy Page! Aaaakkk begitu diumumkan dia akan datang lagi, tanpa basa basi gw langsung beli tiket yang Platinum! Walau sempet shocked krn jadwalnya yg beda seminggu sama konser Boyzone! Maksudnya, kasian kartu kredit gw!!! Gimana cara ijinnya nanti??? Huhuhuuu... Dan dia pun juga adain meet and greet juga, di (lagi2!) Bekesyong. Demen amat ke bekesyong! Sayang seribu sayang, sial seribu sial, kali ini gw gak beruntung bisa fotoan sama dia. Kesel sebenernya. Gw merasa menyesal krn gw kali ini gak bisa total jadi groupiesnya...hehehe... Dan juga nyesel kenapa gw gak nonton sekalian konser privatnya di hari berikutnya. Tapi ah ya sudahlah... Namun walau begitu gw bersyukur banget akhirnya impian gw memeluk Tommy Page kesampaian! Pas dia nyanyi, biasanya suka jalan ke penonton. Nah di situ gw dah tau (makanya beli tiket yang platinum biar bisa peluk2!). Langsung deh gw peluk, sampe gw dihalau bodyguard. Wah kacau! Pengen tuh bodyguard gw tempelin nametag gw aja yg gambar Garuda! Wkwkwk... Wangi dia bo... hahaha... Ah cintaku... dan seperti biasa, sebulan sesudahnya gw pasti akan sering melamun indah (kadang jorok) tentangnya...wik wik wik wikkkkiwww....

Kayaknya segitu dulu review tengah tahun gw. Nanti akhir tahun akan ada lagi capaian yang telah diperoleh dibandingkan dengan resolusi 2015.

Sabtu, 30 Mei 2015

Investasi Saham

Ya, belakangan ini gw lagi tertarik sama yg namanya investasi saham langsung di pasar modal. Kayaknya mungkin terlambat banget ya. Namun menurut gw gak ada kata terlambat dalam memulai suatu hal yang baik. Kenapa gw akhirnya mulai tertarik investasi saham langsung?

Awalnya adalah kata2 planner gw mba Phien (@phien13) yg menyarankan gw mulai belajar tentang investasi saham dulu, soalnya perencanaan gw di bidang keuangan dianggap cukup matang. Udah punya plan, investasi rutin di reksadana, dana darurat (walau belum sesuai komposisi ideal), proteksi sesuai kebutuhan. Jadi alangkah baiknya kalo sudah mulai melirik investasi langsung di pasar modal berupa saham langsung. Kalo reksadana kan investasi pasar modal namun melalui perantara Manjer Investasi (MI).

Kejadian itu sebenernya tahun 2014, dan saat itu gw berpikir gw belum siap, baik materi dan mental. Gw ingin baca2 referensi yang banyak dulu sebelum gw masuk investasi saham langsung. Maka gw pun beli buku yang banyak direferensikan ke gw tentang investasi saham, yaitu bukunya Ellen May (@pakarsaham). Belum sempet tuntas dibaca, gw kemudian sibuk dengan kegiatan dan urusan lainnya, walau buku Baby Steps ini tiap hari gw bawa di tas sampai wujudnya lecek krn gw pernah keujanan sampai tas gw basah.

Akhirnya tahun 2015 gw mulai mikir lebih serius lagi untuk mulai masuk ke investasi saham langsung. Memang awalnya gw patok target tahun 2016, krn di saat itu adalah genap 5 tahun gw investasi di reksadana, jadi supaya lebih matang aja. Tapi hati kecil gw berkata bahwa sepertinya gw harus lebih cepat lagi masuk ke pasar modal langsung, kayaknya harus tahun ini. Gw masih mencari2 broker (sekuritas) yang pas untuk newbie seperti gw. Ada banyak rekomendasi, tapi tiap rekomendasi itu harus difilter dulu oleh gw, krn gw gak ingin salah pilih broker.

Di sini akhirnya gw bertekad menyelesaikan baca buku Ellen itu, dan emang akhirnya kelar juga sih. Di saat bersamaan gw juga mengincar untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) yg diselenggarakan GRATIS oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). SPM BEI ini terdiri dari 2 level dan diselenggarakan setiap bulan setidaknya 3x. Pesertanya sungguh membeludak. Gw ikut yg Level 1 batch pertama tahun 2015. Karena batch pertama, dibuka langsung oleh Dewan Direksi BEI beserta perwakilan seluruh broker yang menjadi sponsor SPM tahun 2015.

SPM Level 1 berlangsung selalu di hari kerja, dan seharian mulai jam 9 sampai jam 4 sore. Materinya masih ringan, karena diperuntukkan untuk pemula. Selama kegiatan berlangsung, kita mendapat makan siang berupa nasi kotak (bukan catering prasmanan ya, hehe). Sesi 1 berupa penjelasan dasar dari investasi pasar modal, sesi 2 giliran broker sponsor yang mengisi acara. Waktu Level 1 broker yg mengisi sesi adalah Henan Putihrai Securities, sedangkan di Level 2 brokernya Kim Eng Maybank Securities. Tentunya semua broker ini memiliki ijin resmi dan terdaftar sebagai Anggota Bursa. Saat itu dari pihak sekuritas HP menjelaskan tentang Analisa Teknikal.

SPM Level 2 khusus hanya diperuntukkan bagi yang sudah memiliki di rekening sekuritas. Waktu itu gw sedang dlm proses buka rekening di Mandiri Sekuritas, jd gw hanya membawa salah satu statement reksadana yg gw punya, dan ini diminta oleh panitia. Materi di Level 2 lebih susah lagi dari Level 1, pantesan aja harus yg udah jadi nasabah, krn terminologinya udah pasar modal banget, klo yg belum punya atau belum pernah transaksi dijamin bengong, kayak gw hehehe. Materi yg gw tau cuma tentang ETF aja, selebihnya blank (waran, right, option, dll mbuh apalagi). Sedangkan dari pihak broker sponsor (Kim Eng) memberikan materi tentang Analisa Fundamental.

Gw akhirnya memang membuka rekening investasi saham di Mandiri Sekuritas. Pilihan gw di sini krn setelah mempelajari formulir pembukaan rekening dari kurang lebih 4 sekuritas, di Mansek udah jelas anak usaha BUMN, gw punya rekening tabungan di Mandiri, jadi kalo gw transfer dana antar rekening nggak kena biaya lagi. Oh ya, klo buka rekening di sekuritas itu kita akan dibikinin rekening namanya Rekening Dana Investor (RDI), ini akan digunakan untuk transaksi jual beli saham. Rekeningnya nggak ada bunganya, nggak ada biaya apapun juga (ATM, bulanan, dsb) dan katanya sih saldonya pun bisa 0 tergantung kebijakan banknya.

Minimal dana yang digunakan untuk buka rekening investasi dimanapun bervariasi, bahkan ada yg 100 ribu udah bisa bikin RDI. Tapi di Mansek minimal 2 juta. Tadinya memang 5 juta untuk mahasiswa, 10 juta untuk umum. Karena BEI sedang gencarnya promosi ke masyarakat untuk mulai investasi di pasar modal, maka segala macam persyaratan dibuat nggak rumit supaya banyak investor ritel lokal yang masuk ke pasar modal Indonesia, karena sekarang komposisi investor lokal dibanding investor asing masih kalah. Antara lain dengan menurunkan setoran awal di RDI.

Syarat yang dibutuhkan memang lebih advanced dibanding reksadana, dan kita diwajibkan mengisi formulir KYC lebih rinci, seperti data pasangan/ortu (NPWP, pekerjaan, penghasilan bulanan). Untuk pemegang RDI wajib punya NPWP. Yg statusnya mahasiswa melampirkan NPWP ortu, yg statusnya IRT melampirkan NPWP suami.

Bulan Mei 2011, gw mulai investasi reksadana, dengan gegap gempita gw mulai beli reksadana impian gw sesuai dgn riset amatir yg gw lakukan sebelumnya. Bulan Mei 2015, gw akhirnya mulai satu tahap baru dalam perkembangan finansial gw, yaitu mulai investasi saham langsung. Dan seperti awal waktu mulai beli reksadana, gw pun merasakan kenorakan beli berbagai macam saham incaran, sampai gw tanpa sadar udah pake fasilitas margin X_X gelooo... maklum masih baru transaksi.

Gw baru tau sistem transaksi saham ya kayak gitu itu. Klo reksadana kan tinggal tulis mau beli brp banyak, nanti besok baru ketauan besok dapat berapa unit. Nah klo saham ini satuannya lot, dan kita yg nentuin kita mau beli di harga berapa. Jadi klo pas kita kasih penawaran di harga rendah dan kemudian ada yg jual dengan harga sesuai penawaran (padahal biasanya harganya nggak serendah itu), namanya beruntung banget.

Pokoknya banyak keseruan tentang investasi saham yang baru gw kenal selama 1 bulan ini, dan gw masih harus belajar lebih banyak lagi, terutama tentang analisa fundamental krn gw ingin menjadi investor saham. Walau demikian gw gak menutup mata klo nantinya gw akan tertarik untuk trading saham, mungkin setelah gw siap mental dan ilmu.

Untuk referensi mengenai investasi saham langsung, gw sarankan baca dulu buku @pakarsaham (www.ellen-may.com) dan @desmondwira (www.juruscuan.com), klo twitter lupa siapa aja tapi carilah nama Satrio Utomo, Teguh Hidayat, Terus Belajar Saham, karena bahasanya mudah dimengerti oleh orang awam. Penting nih menurut gw, sebaiknya sih sebelum masuk ke investasi saham, minimal cobain investasi di reksadana saham dululah. Karena klo pas market lagi turun, nggak terlalu dag dig dug derrr. Klo di reksadana saham begitu market turun trus langsung merasa gak karu2an, ya jangan masuk dulu, soalnya investasi reksadana saham itu seperti sekolah untuk memahami bagaimana cara kerja pasar modal.

Gw yg ambil saham2 mayoritas blue chip atau LQ45 sih nggak kaget dengan naik turun harga saham. Yg gw rasakan adalah misalnya beli suatu saham di harga 5000 per lembar (1 lot=100 lembar) eh besoknya dia turun jadi 4900, walau cuma beda 10000 doang tapi rasanya rugi aja knp gw gak dapat pas harga murah :D Kurang lebih seperti itulah yg namanya investasi saham.

Jangan lupa, sebelum terjun langsung banyak2lah membaca dan berdoa :D dan terutama jangan percaya sama kata2 penjual training saham karbitan bin materialistis, kenali dulu sepak terjangnya sebelum ambil trainingnya yg mahal itu. Ada yg lbh murah dan lebih berpengalaman, ngapain ngambil yg udah mahal masih minim pengalaman pula. Gw dah menyatakan diri amatir, maka gw pun menyarankan pembaca untuk mencari referensi terpercaya.

Kamis, 14 Mei 2015

Akhirnya... Indy bebas diapers!

Tak terasa sudah tahun 2015. Hampir 4 tahun gw melahirkan Indy, tepatnya bulan September 2011. Tahun ini dia akan berumur 4 tahun, yang artinya sudah waktunya masuk TK. Seperti sudah diceritakan di sini, dari rencana semula memasukkan Indy ke TK, namun akhirnya dipercepat masuk Play Group (PG) dulu supaya mengejar ketertinggalannya dalam berbicara. Syukurlah sekarang Indy sudah mulai lancar berbicara, memang masih cadel, tapi dia sudah bisa memahami pembicaraan, mulai banyak bertanya, menyebutkan nama benda kalo ditunjukkan gambarnya (di flash card), nyanyi, marah pun juga bisa, misalnya mengadukan kelakukan kakaknya kalo dia dijailin. Terutama sih udah tau kalo dia berbuat kesalahan maka Mama akan ngomel! Hahaha...

Selera makan Indy tergolong sangat baik. Melebihi gw. Bahkan untuk makanan yg gw gak suka/males makan, dia tetep aja makan. Gw kan picky sama buah, gak semua buah gw sukarela memakan walau bukan berarti gak suka (kecuali duren), misalnya salak, rambutan. Nah, dia seneng banget makan buah2an. Gw bersyukur banget dgn hal ini, krn gw mengakui jarang makan buah tapi anak gw ttp doyan makan buah. Sayur pun dia makan apa saja, yg gw gak kepikir untuk makan kalo ada pilihan lain (misalnya kacang panjang rebus, dll pokoknya sayuran). Kalo gw kan sukanya cuma caisin, kangkung, bayam hanya yg buatan nyokap atau gw sendiri, selebihnya nggak berminat menyentuh.

Yang belum memang mentatur Indy. Krn bagi gw percuma tatur balita kalo dia belum bisa diajak komunikasi 2 arah. Dan berhubung Indy belum bisa ngomong jelas sampai umur 3 tahun, ya sampai 3 tahun itu dia pake popok. Dengan serangkaian terapi, baik terapi tumbuh kembang maupun tempat lainnya, akhirnya Indy pun berangsur bisa ngomong (komunikasi 2 arah) dengan jelas. Maka mulailah saatnya gw tatur dia supaya nggak usah pake popok lagi. Untungnya Indy nggak pake dot atau empeng, jd gw gak usah menjalani drama memisahkan dia dari dot/empeng (yeeey... hidup ASI tanpa dot pilihanku!!!) PR gw cukup membiasakan dia bisa pipis dan pup sendiri di WC. Yah susah juga sih. Tapi kan gak 2x kerja hahaha.

Tentu langkah awal adalah pasti, dan harus, mau merelakan kalo dia ngompol, baik di lantai apalagi di kasur, karena dia kan harus dibiasakan tidak pake popok dulu. Dan ini hanya bisa dilakukan kalo gw lagi di rumah. Dan itu pun nggak rutin, krn adakalanya gw capek, ya dipakein lagilah itu popok. Krn entah mengapa gw akhir2 ini macam lansia aja, gampang kecapekan. Pdhal umur mah baru 25 kepala 3. Usaha mentatur yang waktunya gak teratur ini emang bikin pusing kepala. Indy ke sekolah pun selalu pake popok, dibekali popok pula di tasnya. Usaha ini kurang lebih berjalan mulai bulan Maret kemarin, gak tiap weekend, tapi tiap gw mood aja untuk siap2 ngepel klo dia pas pipis di lantai. Gw melakukan ini semua tanpa target jelas, maksudnya pasrah gitu klo akhirnya sampai dia TK masih aja pake popok.

Sampai akhirnya kira2 1-2 minggu ini Indy mulai bisa bilang klo mau pipis. Mgkn krn dia pernah gw ajak ke salon deket rumah (salon rumahan, bukan kayak JA gitu), gw bawa celana ganti sih tapi cuma 1, nah di sana dia ngompol. Okelah gw ganti celananya. Laah kemudian dia pup -___- ini mah stok celana udah abis. Dia kyk ngerasa gak nyaman gitu. Akhirnya cuma sempet potong rambut anak2 aja, gw malah nggak, kita buru2 pulang krn Indy pup di celana. Abis itu Indy sempet berontak mau pake popok. Tp gw ngotot nggak boleh! Sampe nangis gitu. Akhirnya sih mau dgn segala keterpaksaan hehehe.

Nah jadilah sejak kejadian itu (gak persis sejak itu juga sih, tapi beda semingguan) dia klo mau pipis pasti bilang dulu. Tiap dia bilang selalu gw bawa ke kamar mandi, eh beneran pipis, trus sore2 juga gitu. Gw pun gak lupa sering tanya ke Indy mau pipis nggak, dia bilang nggak. Sampai dia bilang lagi mau pipis, gw bawa ke kamar mandi, beneran pipis, ya udah. Sejak itu gw gak pakaikan dia popok klo ke sekolah. Tapi tetap gw bekali celana dan popok sih buat jaga2.

Gw juga selalu ngomong ke Indy dgn durasi sangat sering, seinget gw aja, bahwa kalo pipis harus di kamar mandi, gak boleh di lantai. Demikian juga pup. Walau yg terakhir ini dia kebobolan, mgkn krn udah kebelet banget. Apalagi skrg papanya bisa ngawasin di rumah. Paling gak nggak usah bikin ortu gw nambah capek krn bocah ini lagi ditatur. Mudah2an aja pas TK nanti Indy udah bisa ditatur full, nggak usah pake popok selamanya dan bisa pergi yg agak lama dikit (naik mobil) tanpa ada paket di dalam celananya -___-

Minggu, 03 Mei 2015

Beli reksadana di MI Samuel (SAM)

Tahun ini gw nambah lagi portofolio reksadana saham gw di MI Samuel atau yg ikrib dipanggil SAM. Nama produknya SAM Indonesian Equity Fund (SAM SIEF). Gw emang udah lama tertarik dengan produk ini, karena gw liat larinya lumayan kenceng juga. Walaupun termasuk kategori MI lokal menengah tapi AUM nya udah masuk angka triliunan. Ini cara gw pribadi menyaring MI dimana gw akan menginvestasikan dana gw. Ya iyalah, syarat kredibilitas MI menurut gw sangat penting. Trus di website nya FFS serta prosepktus pun mudah didapat, yang versi terakhir. Jadi gw gak bakal percaya tuh sama MI yang katanya sih produknya dapet award bla bla.. tapi pas gw cek websitenya, astaga, bapuk bener, gak ada FFS atau prospektus yg bisa ddownload. Mungkin kudu telpon marketingnya gitu biar bisa dikirim FFS dan prospektus terbaru. Malesin amat kan. Lupakan aja deh produk kayak gitu. Itu tuh... rekomendasi si kucing RD..hehehe...

Disclaimer: Penyebutan merk/produk bukan merupakan rekomendasi beli. Pilih reksadana yang sesuai dengan profil resiko, tujuan investasi dan jangka waktu. Kenali cara kerja reksadana dengan baik, karena investasi reksadana tidak dijamin, mengandung resiko penurunan sebagian atau seluruh modal. Semua tindakan dalam memilih produk reksadana adalah tanggung jawab pribadi investor. Tulisan ini hanya dimaksudkan untuk berbagi pengalaman pribadi penulis.

SAM SIEF udah gw denger sejak kira2 tahun 2012, awal gw mulai investasi reksadana. Tapi gw mulai mempertimbangkan untuk beli setelah melihat kinerjanya di Infovesta. Kemudian akhirnya setelah menimbang2 bbrp hal gw memutuskan beli. Nah di sini ada pertanyaan: dimana dan bagaimana beli SAM SIEF? Karena di website tidak ada agen penjual reksadana SAM (bank, sekuritas). Gw agak lama di proses ini, bingung cari tau gimana caranya. Pdhal sebenernya bisa aja telpon langsung ke kantornya, minta info. Tapi entah kenapa gak kesampaian terus.

Gw sempat berpikir untuk beli reksadana SAM pas ada acara kayak IFEF atau Pekan Reksadana. Tapi entah kenapa tiap ada acaranya selalu aja pas gw gak bisa hadir. Dan lama kelamaan tahun ini NAB SIEF udah naik aja diatas 2000. Pdhal gw udah niat itu wkt masih musim bearish tahun 2013. Gila ya lama amat.

Akhirnya baru 2015 ini gw pas sempet dan kebetulan ada dana secukupnya daripada dipake belanja perkakas dapur mulu mulai kembali cari info di websitenya. Jadi caranya begini (seperti postingan yang lalu, supaya lebih runut):

1. Download formulir di website SAM. Ada beberapa formulir, antara lain formulir untuk nasabah baru, formulir pembelian reksadana, formulir spesimen tanda tangan. Gw tidak melakukan hal ini, krn gw masih ngerasa belum jelas, jd gw minta dijelasin langkah2nya lewat email dan kemudian dikirimlah semua formulir itu ke email gw.

2. Isi formulir. Ini bisa diisi langsung (file PDF yg bisa diisi) tapi gw cenderung ngeprint dulu formulirnya, baru gw isi. Scan semua formulir yang udah diisi dan ditanda tangan.

3. Transfer dana ke rekening penampungan SAM SIEF, dalam hal ini di bank custodian di Deutsche Bank atau bisa juga ke rekening BCA nya. Oiya, kecuali SIEF, semua reksadana SAM pake custodian di CIMB Niaga, jadi kalo punya rekening di Niaga lebih gampang krn online. Oya, semua reksadana SAM tidak ada subscription fee lho. Dan kayaknya juga gak ada redeem fee. Memang di prospektus disebutkan subscription fee 2% tapi waktu gw konfirmasi ke marketing, katanya belum diberlakukan. Jadi kalo mau investasi 250 ribu (syarat minimalnya) ya transfer senilai segitu juga.

4. Kirim semua dokumen itu, yaitu formulir nasabah baru, formulir pembelian reksadana, formulir tanda tangan, bukti transfer, KTP, NPWP. Jika dikirim sebelum jam 13.00 dapat harga hari itu. Ini dilakukan supaya kita cepat dapat harga hari itu aja. Secara prosedur harus tetap kirim dokumen hard copy ke kantornya (lihat langkah berikut). Kalo mau woles, ya nggak usah. Nanti akan ada balasan bahwa formulir sudah diterima dan akan diproses hari itu juga jadi bisa dapat harga hari itu.

5. Kirim hardcopy semua dokumen tadi lewat pos tercatat/kurir (kayak JNE) ke alamat kantornya di Kuningan sono. Gw kirim pake JNE sehari sampai.

6. Sekitar 2 minggu kemudian datanglah surat konfirmasi bahwa gw sudah melakukan pembelian reksadana SAM SIEF. Hore!

Prosesnya emang agak sedikit ribet, karena SAM nggak ada layanan jemput formulir seperti MI tetangga yg juga gak jual produknya di agen penjual manapun. Jadi agak rempong di proses scan semua dokumen yang udah ditanda tangan, trus kirim lagi ke mereka, trus kirim hard copy nya. Trus tiap top up juga isi formulir lagi, transfer, kirim email, kirim hard copy. Saran gw, klo tertarik sih lebih enak autodebet, nggak ribet. Gw pribadi belum memutuskan untuk autodebet, baru beli sekian trus gw diemin aja dulu.

Btw sambil bikin tulisan ini gw liat ke website SAM eh ternyata sekarang ada fasilitas online report. Jadi kita bisa lihat portofolio kita di SAM. Wah pdhal gw baru aja beli bulan lalu, eh udah ada fasilitas ini. Mudah2an di masa mendatang bisa top up online tanpa harus kirim berkas hard copy lagi ya.

Kamis, 16 April 2015

Dana Menikah : perlu ngutang?? Jangan!

Hari ini gw menemukan twit mengejutkan di @Bisniscom tentang sebuah BPR di Sulawesi Selatan yang menawarkan pinjaman Dana Menikah mulai dari 90-250 juta. Mau keselek rasanya. Emang kawin perlu duit seberapa banyak sih ampe segitunya pake minjem bank dengan bunga tinggi pula.

Pengalaman gw waktu married tahun 2007 dulu, memang yg biayain acara gw ya ortu gw. Dan saat itu gw sama sekali tdk merasa itu hal yg salah. Apa salahnya ortu biayain pesta kawinan anaknya? Wkt itu kebetulan yg mau kawinan gw dipestain ya nyokap gw, karena gw sendiri merasa cukup cuma acara adat di Bali aja. Gw cuma keluar duit buat bikin baju acara adat dan resepsi aja krn gw kesengsem berat sama hasil karya Deddy Fadlan (ada di sini gambarnya). Ortu gw memang sudah menyediakan dana untuk biaya nikah anak2nya.

Resepsi gw digelar secara sederhana, paling banter 400-500 undangan. Kata sederhana di sini memang relatif, tapi jumlah undangan yg disebar masih taraf wajar. Bokap gw yg menyeleksi siapa yg diundang, dan yg dipilih menurut ortu gw cukup dekat dengan keluarga kami. Ya karena jumlah undangan yg terbatas itu tentunya. Bagi ortu gw, yg penting gw sah menikah dan cukup pemberitahuan ke relasi bahwa ortu gw mantu. Gw bahkan nggak bikin foto pre wedding dan nggak bulan madu. Aneh tapi nyata hahaha...

Sebenernya apa yg paling penting disiapkan untuk menyiapkan pernikahan? Menurut gw sih surat2nya hahaha... Tapi kalo mau menyelenggarakan resepsi, hal terpenting (dan terbanyak memakan biaya) adalah konsumsi alias catering! Ini bisa 50% dari total biaya menikah (asumsinya dana menikah ini yg pake resepsi ya). Kata nyokap gw selalu, nggak ada orang merhatiin dekorasi, undangan atau bahan kebaya seragam itu brokat jepang atau perancis, tapi klo makanan nggak enak apalagi sampai porsinya kurang, itu bakalan jadi omongan seumur hidup. Bener juga sih.

Untuk banyak menghemat memang disarankan pake paket pernikahan. Karena menikah itu diharapkan hanya sekali seumur hidup, bolehlah kita membuat busana khusus untuk menikah. Untuk resepsi, bayangin aja abis dipake kawinan trus kebaya itu mau diapain? Di gw sih kebaya kawinan gw ya mangkrak begitu aja, dipake lagi di kesempatan lain jg nggak bakal muat secara perut gw udah melar nggak berbentuk :p Apalagi yg kebaya resepsi, payetnya berat banget, lagian juga mau dipake ngapain. Tapi gw sih nggak nyesel bikin, krn buat kenang2an klo gw pernah jadi pengantin :)))

Gw bikin undangan yg sederhana, walau tetep hardcover, yah walau gw kecewa dgn hasil akhirnya (ada di sini) karena ini gw sendiri yg desain jdnya sakit hati bgt krn nggak sesuai imajinasi. Tapi intinya yg ingin gw bilang di sini adalah, nggak perlu berlebihan budget di undangan krn orang toh jarang yg nyimpen undangan kawinan, yg ada biasanya kelar acara malah dibuang.

Untuk dokumentasi, jor2an biaya itu bisa dikurangi dgn mengurangi paket fotonya. Usahakan sebanyak mungkin foto mentah yg bisa diambil, urusan desain bisa belakangan klo ada dana. Gw bikin sendiri kolase foto acara adat gw berdasarkan foto mentah yg ada. Yang penting sih fotografernya bermodal kamera yg bagus jd angle yg diambil bisa variatif. Syukur2 klo pny temen yg hobi fotografi dan punya modal kamera yg bener (SLR gitu lengkap dgn lensa dan blitznya, jgn kamera poket biasa). Video juga gitu. Tapi emang sih kawinan kan momen sekali seumur hidup, jd msh wajar klo bny alokasi biaya di urusan fotografi. Klo mau hemat ya gitu, nggak usah gaya2an pake foto pre wedding. Lumayan kok iritnya.

Untuk suvenir, sebisa mgkn pilih suvenir yg bisa bermanfaat bagi tamu. Suvenir gw dulu notes. Pilihan antara gelas dan notes sih tp budget gw lbh pas untuk notes. Dibungkus plastik aja gitu gak pake kain tule, hya ampun... X_X

Satu lagi, gw gak pake hiburan kyk organ tunggal lho, pokoknya yg nyanyi2 gitu. Cuma paket hiburan gong Bali aja :S tanpa hiburan nyanyi2an pun pesta gw ttp meriah, tamu juga nggak bakal notice klo kawinan gw nggak ada hiburan. Coba klo makanan yg disajikan nggak enak atau kurang, itu bakalan diomongin lho. Dan itu udah terjadi di temen gw...malu bgt kan.

Ah kan ceritanya kita mau menikah tapi hemat yah. Ya maksud gw gitu aja, di antara sekian item pesta kawinan itu, mana yg mandatory, mana yg klo biaya minim pun msh ok, mana yg klo nggak ada biaya ya nggak usah dipaksa ada daripada harus ngutang. Yg penting kan pernikahan lo tetap sah di mata agama dan hukum.

Jadi sekali lagi, nggak usah maksa ngutang deh demi pesta pernikahan yang meriah. Percayalah, hidup sesudah menikah itu jauh lebih, lebih, lebih, lebih banyak memakan biaya :))) males aja kan, anak udah umur 1 tahun tapi masih bayar cicilan utang kredit kawinan yg kudu dibayar 5 tahun :))) ntar pas melahirkan dan anak mau masuk sekolah trus jadinya ngutang lagi gitu???!!

Caranya gimana nyiapin dana menikah? Ya sebisa mungkin klo nggak mau ngerepotin ortu atau ortu nggak nyediain dana menikah anaknya, kita siapin sendiri lah. Sudah ada atau belum ada calon pasangan, siapin aja! Klo mau nyiapin pas udah punya calon, ternyata jodoh datang cepat, emang mau nunggu biaya ngumpul? Kan nggak juga. Klo nggak mau nyiapin dana nikah krn trauma abis putus padahal udah serius? Hehehe emang yakin nggak mau nikah? Nikah itu kan enak. Kali aja kan kemudian cepet dikasih jodoh pengganti atau malah balikan lagi sama si mantan :))) Simpanlah dana ini di produk tabungan, atau klo sayang, jadikan logam mulia aja. Klo mau nekat ditaro di reksadana saham juga silakan, kali aja belum mau kawin dlm waktu dekat krn belum nemu yg cocok. Asal siap aja klo taunya cepet dpt jodoh eh pasar lagi bearish... :D

Rabu, 08 April 2015

Sekali lagi, bedakan antara menabung-investasi-proteksi!

Kenapa gw perlu bahas ini lebih jauh? Krn gw sangat, sangat gatal, bukan gatal di kulit, tapi gatal pengen nabok! Iya, gw pengen nabok orang2 yg ngomong (lbh tepat ngajakin sih) NABUNG aja di ASURANSI, dibanding di bank! Yg ngomong ini ndilalah kok kebanyakan agen asuransi ya?!! Mau meningkatkan literasi keuangan atau mau membodohi orang2 supaya mereka "nabung" uangnya di asuransi sehingga mereka dapat komisi besar hasil membodohi orang2 lugu? *sigh*

Maaf ya, gw yakin yg ngomong itu adalah oknum, krn msh banyak agen asuransi berdedikasi tinggi untuk mencerahkan masyarakat dengan memberi pengertian yang BENAR tentang ASURANSI, yaitu adalah produk PROTEKSI. Jadi kita BELI asuransi, kita keluar biaya. Namanya BELI ya berarti uang nggak kembali dong!

Sebenernya ada bbrp tipe asuransi, yg murni dalam artian uang tidak akan kembali, namanya asuransi berjangka (term life). Kemudian asuransi disertai dengan tabungan, bukan uang kembali namanya, itu namanya asuransi seumur hidup (whole life). Kemudian ada lagi asuransi dengan jaminan keluar sejumlah uang tunai di tahun tertentu, namanya asuransi endowment. Nah karena nilai tunai asuransi endowment dipandang kekecilan untuk tujuan keuangan, maka terbitlah yg namanya asuransi unitlink, yaitu asuransi beserta investasi dijadii satu. Jadi unitlink ini pada dasarnya produk asuransi. Produk asuransi, artinya ada biaya proteksi. Namanya biaya, ya berarti uang keluar, bukan uang kembali.

Pernah gw jabarkan di sini, sini, dan sini tentang pengalaman gw punya unitlink sampai 3 polis. Kapan2 gw akan menulis pengalaman gw punya asuransi berjangka yg sampai sekarang masih gw bayar polisnya.

Dalam pengelolaan keuangan, untuk mencapai tujuan keuangan dibutuhkan 3 hal ini, yaitu tabungan (sebagai dana darurat), asuransi (sebagai proteksi) dan produk investasi (untuk mengembangkan harta supaya nilainya tidak termakan inflasi). Produk investasi ini macam2 jenisnya, mulai kertas berharga (saham, obligasi), properti (tanah, bangunan kyk apartemen, kos2an, gudang, ruko), sampai bisnis (online atau offline). Keseluruhan investasi kan semua tujuannya sama, supaya mengembangbiakkan harta menjadi berlipat2.

Btw gw bukan ahli keuangan lho. Tapi gw hasil bny baca aja. Klo ada yg salah mohon koreksinya. Terutama di paragraf ini dimana gw udah mulai belibet jelasinnya :D

Kembali ke laptop. Jadi memang nggak pas sama sekali klo dibilang nabung di asuransi, nggak apple to apple. Salah besar. Salah kaprah yg terlalu besar. Nabung kok di produk proteksi. Ya bakal berkuranglah duitnya. Nabung kan buat ngumpulin duit, kok nabung di produk yg malah memakan duit.

Jadi ini ya kenapa banyak banget orang yg mengeluh udah nabung di asuransi kok uangnya malah berkurang. Kemudian ada yg bilang, nabung di asuransi itu harus jangka panjang, krn klo jangka pendek kan buat bayar asuransi. Lah, iya itu! BAYAR asuransi! Lho katanya tadi asuransinya udah sekalian. Yeee mana ada yg gratis di dunia ini keles. Mimpi kali yee.

Kalo nabung di reksadana? Nggak pas juga istilahnya. Reksadana kan nilainya naik turun. Misalnya akhir Maret NAB PDM 77rb sekian. Tgl 2 April NAB PDM turun berapa ratus perak. Ntar Senin naik lagi. Dan gitu terus pergerakannya. Ngikutin pasar modal. Tapi kalo jangka panjang uangnya berkembang biak mengalahkan inflasi (kalo jenisnya reksadana campuran atau saham).

Yang namanya "nabung" di asuransi alias unitlink itu, artinya premi yg lo bayar akan terbagi 2: masuk ke keranjang asuransi (BAYAR) dan masuk ke keranjang investasi (BERKEMBANG). Sampai 5 tahun (biasanya) yg masuk ke keranjang asuransi akan makin sedikit jumlahnya seiring waktu, sedangkan yg masuk ke keranjang investasi akan makin banyak.

Tapi eh tapi...kok bisa mencover sampai umur 99 tahun ya, kan katanya premi udah nggak masuk ke keranjang asuransi lagi, berarti kan gak BAYAR asuransi lagi. Ya memang bisa. Karena setelah 5 tahun, yang dipake untuk BAYAR biaya asuransi ada di keranjang satunya lagi, yaitu keranjang investasi. Jadi uang yang BERKEMBANG di keranjang investasi DIMAKAN (dipake buat BAYAR) sama biaya asuransi (Cost of Insurance atau COI). Dan inget juga, biaya asuransi ini akan makin meningkat sesuai umur. Makin banyak rider (asuransi tambahan) yg dipake, maka akan makin banyak biaya yg diperlukan, dan semuanya itu akan MEMAKAN premi yg skrg sudah seluruhnya masuk ke keranjang investasi. Apalagi klo punya rider kesehatan dan penyakit kritis, wehehehe...

Skrg ini mayoritas asuransi unitlink (yg menerbitkan perusahaan asuransi jiwa, berarti produk dasarnya asuransi jiwa) ngejual produknya sebagai asuransi kesehatan atawa investasi. Padahal semuanya sama sekali tidak benar sodara2! Yg namanya produk dasarnya asuransi jiwa ya sudah pasti produk itu adalah asuransi jiwa yang ditempelin asuransi kesehatan. Trus dijual sebagai asuransi kesehatan *gubrak* Kalo bilangnya investasi, ya sama aja, itu asuransi jiwa yg dipaket sama investasi. Tapi caranya ngejual nonjolin investasinya dengan bilang sekaligus pertanggungan jiwa seolah2 gratis. Salah cuy, kebalik. Kalo tau peraturan sih, yg ada perusahaan asuransi itu nanem duit investasinya di perusahaan manajer investasi alias reksadana. Ah ini banyak deh unsur udang di balik bakwannya.

Kesimpulannya apa? 3 hal ini semuanya penting. Tabungan, proteksi, investasi. Jadi jangan digabung! Inget aja, gak ada asuransi yg uangnya hangus yg rugi. Namanya juga beli proteksi. Proteksi itu intangible. Keuntungannya adalah, klo terjadi hal yg beresiko terhadap kita (meninggal, sakit, kecelakaan) keluarga kita nggak akan kesulitan secara finansial. Klo kitanya hidup, sehat dan selamat, kan justru bagus.

Trus juga nabung, walaupun ada resiko uangnya dimakan inflasi, sangat berfungsi sebagai dana darurat. Jangan sekali2 menaruh dana darurat di produk investasi apalagi produk proteksi!!! Huh kzl bgd krn gw pernah baca PP agen asuransi yg bilang bahwa asuransi berfungsi untuk mengumpulkan dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun. Dasar ajaran gemblung!

Terakhir investasi. Investasi di produk investasi yg sesuai dengan kemampuan, profil resiko dan jangka waktu ya. Paling enak di reksadana, mudah dan bisa dilakukan dengan modal kecil. Silakan liat cara berinvestasi reksadana di sini, pengalaman gw beli reksadana di bank BUMN dan bank asing, serta langsung ke MI.

Mohon maaf bila saya salah menjelaskan, dikarenakan kurang banyaknya pengetahuan saya. Lebih jelas lagi silakan lihat di blog guru2 saya seperti Aidil Akbar, Ligwina Hananto, Prita Ghozie, planner saya mbak Yosephine, dan mbak Farah Dini.

Jumat, 03 April 2015

Indy masuk sekolah lebih cepat dari jadwal

Tadinya memang gw berencana memasukkan Indy sekolah mulai TK di umur 3 tahun 10 bulan, karena dia lahir bulan September. Tapi melihat perkembangan terakhir Indy yang sampai umur 3 tahun masih belum juga bisa lancar bicara, gw mulai panik.

Berbarengan dengan itu gw tergerak untuk memeriksakan tumbuh kembang Indy. Tahap awal gw bawa Indy ketemu dr. Fransisca Handy. Menurutnya motorik halus Indy cukup bagus. Indy disuruh menyusun balok. Tapi untuk lebih jelas gw disarankan ke klinik tumbuh kembang.

Oke, klinik tumbuh kembang mana ya yg bisa gw datangi menyesuaikan dgn jadwal gw? Salah satunya KTK Harkit. Ealah antrinya sampai 2 bulan bok! Gw mundur spontan wkt gw telp bln Oktober akhir, dpt jadwal Desember akhir.

Kemudian sepupu gw menyarankan Klinik Pela 9. Gw telp kesana tp krn Indy msh balita, konsultasi hrs sekalian dgn psikolog dan pediatrician sekaligus. Dan itu hanya ada di Pela 9 cabang Kebayoran. Ok gw daftar konsultasi, dapat jadwal pun sore sekali dan pas hari kerja pula. Ya udah drpd ntar lama lg, gw setuju dgn jadwal yg dikasih.

Dari hasil konsultasi Indy harus menjalani terapi OT dan bicara krn Indy memang blm lancar bgt bicara. Ternyata Indy banyak bgt kekurangannya yg harus dikejar segera kalo memang mau disekolahin tahun ini ke TK. Terapi harus dilakukan seminggu 2x selama 3 bulan. Dan sekali terapi sekaligus 2 jenis itu 300rb.

Memang apapun akan diusahakan demi anak. Kebetulan di Pela cabang Bintaro nggak ada terapi hari Sabtu, adanya OT doang. Akhirnya gw coba ke cabang Tomang. Itupun kebagian jadwal yg lumayan sore, Indy dah keburu capek, krn jadwalnya tidur siang. Dan krn gw gak mungkin nggak masuk kantor, jadi dia gw bawa ke kantor dulu.

Ternyata Indy emang nggak bisa diajak ke kantor. Dah 3x gw bawa dlm jangka waktu sebulan, semuanya berakhir dg Indy jatuh sakit. Sakit yg terakhir ini cukup parah krn Indy sampai harus dinebu krn radang tenggorok sampai sesak napas. Gw jd terpaksa cuti 3 hari nemenin dia dinebu gitu. Sedih bgt krn gimana caranya spy Indy ttp bisa menjalani terapi tanpa sakit dan jadwalnya sesuai dgn aktivitas gw yg nggak mungkin sering2 ijin dari kantor.

Akhirnya suami gw mengusulkan spy Indy masuk PG aja dulu, dan terapinya dipindah ke Bintaro. Kekurangannya di sana nggak ada jadwal OT untuk hari Sabtu dan juga waktu yg mungkin hanya seminggu sekali, maka untuk mengejar ketertinggalan sekalian aja Indy disekolahin, spy mengasah keterampilan sosialisasi dia.

Agak nggak nyambung mungkin, tp ini adalah solusi yg paling memungkinkan diantara bbrp cara lain. Tujuan utamanya adalah mengejar ketertinggalan Indy spy dia bisa mengikuti aktivitas kelak pas sekolah dan juga sekaligus tidak terlalu mengganggu pekerjaan gw dan papanya.
*lap keringet*nasib punya anak banyak*

Akhirnya gw coba tanya ke TK BL tempat Luna sekolah dulu. Gw emang berencana mendaftarkan Indy masuk TK tahun ini. Ternyata sekolah mengizinkan Indy masuk PG selama hanya 4 bulan efektif, kemudian tahun ajaran baru naik ke TK. Lega bgt gw jadinya. Krn masuk sekarang, jd harga uang pangkal yg dipakai adalah harga tahun lalu. Ini yg penting! Jadilah Indy resmi jadi murid PG efektif per Maret.

Walau sekolah PG cuma 4 bulan tp gw yakin perkembangan Indy akan semakin pesat. Skrg aja dia mulai lbh banyak ngomong, walau di bbrp kasus masih agak susah menangkap maksudnya secara jelas.

Terapi di Pela 9 tetap dijalani, dan kata terapisnya kemajuan Indy sudah lumayan, cuma Indy ini sangat moody, kalo dia baru kebangun mendadak pasti bawaannya nangis. Tapi kalo dia moodnya lg baik ya semua berjalan lancar. Mudah2an segala sesuatu dilancarkan semua sehingga harapan baik gw ke anak2 dapat tercapai semua.

Menyiapkan Dana Melahirkan

Kenapa gw bikin topik ini, krn kebetulan gw sedang bny dikelilingi oleh bumil. Ok, tahun lalu gw pun adalah bumil, sama seperti posisi mereka skrg.

Ketika mengetahui hamil (yes, anak gw ada 3), gw langsung berpikir untuk menyiapkan dana melahirkan. Memang sih diganti dari kantor suami tapi nggak full cover. Untuk kontrol bulanan selalu suami yg bayar, jadi gw sama sekali nggak tau berapa banyak biayanya. Tapi khusus anak ketiga selalu gw catat, jadi gw punya rincian biaya kontrol kandungannya.

Ketika hamil anak pertama, gw sudah menyiapkan dana melahirkan dari jauh2 hari. Sebenernya bukan dana khusus untuk melahirkan sih. Kebetulan gw memang selalu memiliki dana cadangan dengan jumlah lumayan besar. Mksdnya kalo in case jumlahnya kurang, gw tinggal menyiapkan kekurangannya.

Walaupun ada penggantian dari kantor suami, tapi gw gak terlalu mengandalkan, karena selain belum tau berapa besarnya, siapa tau ada perubahan kebijakan atau hal2 lain.

Pada akhirnya gw memang melahirkan anak pertama (dan anak berikutnya) secara caesar. Kelas perawatan yg gw ambil adalah Kelas I Utama. Gw ambil kelas perawatan ini karena 1 kamar hanya untuk 1 pasien dan bisa ditunggu suami. Ini kelas kamar paling murah yg isinya hanya 1 pasien. Lama perawatan pasca operasi caesar selama 4 hari 3 malam. Bayi tidur di kamar bayi (saat itu gw blm tau ttg metode rawat gabung). Total saat itu sekitar 17,5 juta *silakan melongo* dan yes dibayar cash ya cyin...

Ternyata suami gw yg bayar semua, jadi dana cadangan gw utuh. Diganti kantor sekitar setengahnya. Itu baru 1 anak yee...dan gw punya 3 anak! Dengan jarak berbeda sekitar 3 tahun, inflasi pun juga nyata di besaran dana melahirkan ini.
Jadi 3x gw melahirkan, all caesar, dgn kelas kamar yg sama, biayanya sbb: 2008 Rp17,5jt; 2011 Rp21,5jt; 2014 Rp24jt tp krn gw skalian steril jd Rp29jt. Lumayan bikin sesek napas ya. Hehehe.

Moral of the story: punya dana darurat banyak itu sama sekali nggak dosa. In case lo butuh, lo akan merasa aman nggak usah sibuk cari utangan sana sini krn sdh ada dana ready. Untuk si bontot ini memang anak bonus krn gw hanya berencana punya 2 anak. Tapi udah dikasih kepercayaan masa nggak terima sih :D jd terima kasih dana darurat.

OOT, walau gw punya dana darurat tp gw nakal memilih pinjem ama nyokap gw XD dgn alasan sayang bgt gw kudu cairin depo utk dana melahirkan.. Hehehe... Jd gw bayar ke nyokap dg cicilan tetap selama 6 bulan 0% tentunya :D Andaikata depo gw cairin blm tentu gw bisa kumpulin pengganti dananya dlm wkt 6 bulan..hehehe...

Anyway, dana persiapan melahirkan itu sangat, sangat penting ya disiapkan.. tolong ya buibu pakbapak.. Jgn sepelekan hal ini. Masa bikin anak semangat, nyiapin dana melahirkannya ogah2an... jangan ya. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Jangan ngandelin penggantian dari kantor atau asuransi ya, atau bahkan berpikir melahirkan dicover BPJS Kes. Memilih untuk memiliki anak, baik disengaja maupun kebobolan kayak gw, hrs disertai tanggung jawab tinggi atas konsekuensi setelahnya: menjadi orang tua.

BTW, FYI aja ya. Melahirkan memang bisa dicover BPJS Kes. Tapiiiii... Hanya bisa di puskesmas atau bidan yg bekerja sama, kalo kehamilan lo sehat nggak ada indikasi rujukan. Jadi nggak bisa memilih melahirkan (normal) di RS walau RS nya provider BPJS Kes sekalipun. Apalagi klo SC tanpa indikasi, dijamin ditolak. Melahirkan secara SC hanya bisa dicover klo ada indikasi medis dan sudah pasti di RS. Kira2 begitu yg gw pahami. Klo ada yg bilang "ada kok yg bisa melahirkan normal di RS pake BPJS Kes", coba pastiin lagi sumbernya, krn berhubung antusiasme masyarakat dlm mengikuti BPJS sangat tinggi sehingga membuat kondisi keuangan BPJS Kes "sesek napas", saat ini sistem rujukan lebih diperketat, yg kehamilan sehat tanpa indikasi nggak bakal diberi rujukan untuk melahirkan di RS. 

Selamat menyiapkan dana melahirkan ya, ingat tanggung jawab sebagai orang tua adalah memberikan yg terbaik untuk anak.

Selasa, 31 Maret 2015

Beli Reksadana di MI Panin

Ini mungkin merupakan posting yang banyak ditunggu2, apa dan gimana caranya investasi reksadana di sebuah manajer investasi yg nggak jual produknya di bank manapun, alias beli langsung sama mereka.

Disclaimer:Penyebutan merk bukan merupakan rekomendasi atas pembelian produk dimaksud, namun sebagai cara mempermudah pembaca untuk mengerti apa yg gw tulis berdasarkan pengalaman gw pribadi. Produk reksadana tidak dijamin LPS dan mengandung resiko penurunan modal investasi. Kenali profil resiko sampeyan sebelum memutuskan membeli.

1. Karena semua reksadana Panin nggak ada yg dijual di agen penjualan (baik bank maupun sekuritas), maka untuk membelinya harus menghubungi RO-nya (Relationship Officer). RO ini pasti dong udah punya sertifikasi WAPERD. Mereka bisa kasih penjelasan rinci tentang investasi reksadana, kalo kita masih sangat lugu dan awam reksadana. Gw dikasih nomor kontak RO nya sama temen gw, dan ternyata temen gw ngasih nomor gw ke sang RO, dan gak lama kemudian ROnya menghubungi gw. RO ini bisa kita panggil datang ke lokasi kita untuk jemput formulir. Formulir akan dibawakan oleh mereka untuk kita isi. Kebetulan krn kantor gw dan kantor RO nggak jauh, dia cepet datang ke kantor gw gak pake lama. Untuk keterangan lebih jelas tentang MI Panin silakan intip link ini.

2. Syarat beli reksadana Panin gak ribet, bahkan udah bisa tanpa NPWP dan nggak perlu harus umur 21 tahun, yang penting punya KTP. Minimal pembelian awal dan pembelian selanjutnya rata2 250 ribu. Sub fee 2% jika beli biasa, 1% klo autodebet. Lumayan terjangkau kan.

3. Produk2 Panin rata2 menggunakan Bank Capek Antri sebagai bank kustodiannya, jd alangkah baiknya klo kita punya rekening di BBCA ini. Namun kita bisa autodebet dari beberapa bank selain BBCA, yg gw tau selain itu adalah BMRI, BBRI, BNGA (lah... knp gw jd pake kode emiten gini..wkwkwk...). Dulu sih kita akan diberikan nomor rekening penampungan dana di BBCA, tapi sejak akhir tahun lalu Panin sudah memberlakukan nomor Virtual Account di BBCA atas nama kita, sesuai reksadana yg kita beli. Misalnya gw mau beli reksadana Panin Dana Maxima (PDM), setelah formulir disubmit, kita akan dikasih nomor VA khusus PDM di BBCA atas nama kita sendiri, jadi ketika melakukan transfer ke rekening VA tersebut, secara otomatis BBCA akan mencatat bahwa kita yang beli PDM tersebut dengan nominal tertentu. Ngerti gak mksd gw? Soalnya sebelum ada sistem ini, PDM punya nomor rekening penampungan sendiri di BBCA atas nama PDM (bukan atas nama MI lho ya). Jd klo kita mau beli PDM, sesudah transfer kita harus konfirmasi ke RO bahwa kita udah transfer dana sebesar sekian, dan bukti transfer itu difoto kemudian diemail/BBM ke RO. Kalo nggak gitu, Panin nggak akan tau kita yg transfer dana buat beli, jadi mungkin aja nggak kecatat beli hari itu. Jadi sistem VA ini udah otomatis mencatat bahwa kita yg beli. Dah ah, jd belibet gini jelasinnya :)))

4. Transfer dana ke rekening VA sebelum jam 13.00 maka akan memakai harga pembelian hari itu. Udah tau ya tentang ini, kan juga udah ada di sini ulasannya. Nanti kita akan dapat notifikasi di SMS dan email bahwa status pembelian on progress, dan setelah sudah dinyatakan efektif (biasanya besok hari, kalo masih hari kerja) kita dpt SMS dan email lagi.

5. Gw suka bgt fasilitas autodebet dari Panin ini, krn secara rutin Panin akan mengingatkan kita utk sedia dana di rekening yg akan di autodebet melalui SMS dan telepon jadi nggak kelupaan untuk mengisi dananya (OOT, gw seringan keabisan dana sblm waktunya autodebet LOL tp nggak pernah gagal debet sih). Keliatannya emang ganggu, apalagi gw yg sedang punya autodebet di Panin sebanyak 5 reksadana sekaligus. Untuk autodebet, maka kita harus beli perdana dulu, dan autodebet Panin hanya bisa tanggal 1 atau 16, gak bisa tanggal lain.

Ok, karena gw bikin ini di malam hari dan sambil ngantuk, mudah2an bisa memberikan kejelasan. Kalo ada yg mau ditanya ttg beli reksadana di Panin, silakan telepon aja di link yg gw kasih tadi.

BTW RDS PDM merupakan RDS yang NAB nya paling tinggi se Indonesia... tapi ini nggak ngefek ya. Jgn anggap mentang2 NAB tinggi lalu bilang klo lbh baik beli Panin Dana Prima krn lbh murah. Sama aja keles. Cuma beda di banyaknya unit yg didapat aja, selebihnya sama. Yang penting dalam investasi reksadana: Kinerja RD yg ingin dibeli. NAB murah tp kinerja dodol godol ya ngapain juga dibeli. Tingginya NAB mencerminkan (selain umur), produk ini growth nya cukup pesat.